DO’A DIANTARA DUA SUJUD
Dikutip
oleh Seem R. Canggu, SE.MM.
dari
catatan Hari Priyantoro
http://fatkhurrozii.blogspot.co.id
Integritas kemanusiaan dalam disiplin
Islam sebenarnya sederhana, bisa terbaca dalam doa : Rabbighfirli warhamni
wajburni warfa'ni warzuqni wahdini wa'afini wa'fu 'anni. Dalam konsep
dialektika dalam Islam yang paling mendasar ada dua : Adil dan Wajar. Sikap
Adil adalah prasyarat utama dalam memahami Islam dalam konteks hubungan
manusia, sementara wajar adalah konteks pemahaman manusia atas dirinya sendiri.
Dalam sikap wajar, doa Rabbighfirli warhamni wajburni warfa'ni warzuqni wahdini
wa'afini wa'fu 'anni adalah sebuah langkah sederhana dalam memahami kemanusiaan
kita.
Pertama Rabbighfirli berarti
Ampuni Aku. Sifat manusia yang utama adalah Khilaf, Lupa. Dalam kemanusiaan
diperlukan pengampunan berulang-ulang, dalam lupa manusia justru menemukan
kemanusiaannya, sehingga konteks pengampunan itu menjadi ruang besar manusia
menemui alam Ketuhanannya. Manusia harus terus meminta ampun pada Tuhan, ketika
manusia meminta ampun pada Tuhan, sang Pemberi hidup maka manusia justru
diingatkan bahwa dirinya adalah lemah, ketika dirinya teringat akan kelemahan
disitulah manusia justru menemukan konteks paling substantif kemanusiaannya
yaitu : "Bahwa dirinya adalah rumusan takdir, bagian dari hukum
Tuhan". Pengampunan adalah konsep pengenalan pertama dalam Islam.
Kedua Warhamni, artinya adalah 'sayangi aku'. Inti dari kemanusiaan
adalah ketika manusia itu mampu membangkitkan rasa sayang dalam dirinya, rasa
sayang itu bukan berarti konotasi 'memiliki' tapi berarti membangkitkan
'cinta', membangkitkan alam bahagia manusia pada alam lingkungannya, pada
manusia lain, pada masyarakat. Ketika manusia menemui kasih sayang itu, ia
bertindak dalam kasih sayang, detik itu juga Allah swt akan menyayangi, kasih
sayang tumbuh dalam dirinya, dan mendapatkan cahaya maha cahaya dari kasih sayang
Tuhan berupa hati yang damai, teduh dan bahagia.
Ketiga, Wajburni, cukupkan
kekuranganku. Kemanusiaan yang Manusia adalah mengakui bahwa ia memiliki
kekurangan, tapi hakikat 'kekurangan' dalam Islam bukan kekurangan konteks
materi, namun konteks 'hati' yang membentuk tabiat. Tabiat inilah yang kemudian
diminta agar dicukupkan, diseimbangkan, sehingga tidak menjadi
berlebih-lebihan, bila kita adalah orang pendengki, pendendam, pemarah, tak
adil, pengeluh, cerewet, pencemburu maka itu adalah kekurangan dalam tabiat
yang menghalangi kemanusiaan untuk menemui 'Jalan Tuhan'. Sifat itu yang
pelan-pelan dikurangi, lewat disiplin Shalat dan disiplin doa secara terus
menerus.
Keempat Warfa'ni, tinggikan derajatku. Kemanusiaan yang Manusia adalah
Kemanusiaan yang paham akan posisi. Konteks derajat disini bukan derajat tahta,
atau gengsi sosial. Tapi derajat kemanusiaan yang dinilai Allah swt, derajat
kemanusiaan itu adalah ketika "manusia bermanfaat bagi orang lain dan
lingkungan'. "Manfaat atas kehadiran inilah" yang membuat manusia
ditinggikan derajatnya, dan bisa mempermudah kehidupan orang banyak. Sebagai
Rahmatan Lil Alamin.
Kelima Warzuqni, berikan aku rejeki. Dalam Islam rejeki bukanlah
sebuah jalan manusia untuk mendapatkan harta yang berlimpah untuk bermewah-mewah.
Rasulullah tidak pernah mengajarkan untuk hidup bermewah-mewah, tapi Rasulullah
menunjukkan pada umatnya bahwa Rejeki adalah 'keberkahan'. Sesuatu yang
didapatkan dan 'menimbulkan hal-hal baik'. Itulah rejeki sebaik-baiknya rejeki.
Bila kau mendapatkan rejeki, hidupmu bahagia, jiwamu tenang, dan kau selalu
mengucapkan syukur serta rejekimu bermanfaat bagi orang banyak, maka kau sudah
memahami konteks doa 'Warzuqni'.
Keenam Wahdini, Tunjukkan aku. Dalam Islam justru hubungan antara
Allah swt dan Manusia tidak ada sekat, tidak ada sistem kependetaan dalam
Islam. Disini manusia bisa langsung memohon pada Allah swt dalam shalatnya,
dalam dzikirnya dalam doa-nya tentang 'Wahdini'. "Tuntunan"
"Tunjukkan". Disini Manusia melatih agar setiap langkahnya tenang,
pertama ia harus rajin membaca Al Qur'an, memaknainya secara khusyu. Ketika
manusia sudah mampu membaca Al Qur'an dalam kalbunya, maka setiap langkahnya
akan dituntun oleh Allah swt, lewat banyak kejadian yang membuat dirinya lebih
sabar dan bersyukur. Tuntunan hidup itu penting karena setiap fase kehidupan
kita, baik kegembiraan, kesedihan dan lain sebagainya adalah kegembiraan dengan
penuh cinta, dengan petunjuk Allah swt.
Ketujuh Warfa'nii, sehatkan aku. Hadiah terbesar dari Allah swt kepada
manusia ada dua yaitu "kesehatan dan waktu" maknai itu dengan dalam.
Kesehatan adalah cara terbaik manusia agar bisa tenang bekerja, agar seluruh
hidupnya menjadi manfaat, Sehat disini bukan berarti hanya fisik, tapi juga
mental, kesehatan mental yang baik menjaga kita dari perbuatan-perbuatan buruk
dan menyimpang. Sehat jiwa dan raga adalah idaman bagi kemanusiaan yang utuh.
Kedelapan, Wa'fu'anni, maafkan aku. Rangkaian diatas Rabbighfirli warhamni
wajburni warfa'ni warzuqni wahdini wa'afini, adalah tindakan, gerak manusia
dalam gerak manusia ada unsur lupa, ada unsur khilaf, bila diawal doa adalah
Rabbigfirli, Pengampunan, maka terakhir adalah Permintaan maaf. Kelebihan
terbesar manusia adalah 'Kemampuan seseorang dalam meminta maaf" dalam
Maaf ada penyadaran, kesadaran adalah pokok dari segala pokok disiplin manusia
dalam beragama.
Rabbighfirli warhamni wajburni warfa'kni
warzuqni wahdini wa'afini wa'kfu 'anni
"Wahai tuhan ku ampunilah aku, kasihanilah aku juga rahmati aku,
tampungkan kekurangan ku, angkatkan darjat ku, berikan lah ku rezeki, berikan
pertunjuk pada ku, berilah ku kesihatan, maaf kan ku"
BESARNYA makna DOA YANG KITA LUPAKAN- semasa
duduk antara dua sujud
Dalam tidak sadar.
Setiap hari kita memohon didalam solat kita..tetapi sayangnya, kita hanya
memohon tanpa memahami.. sekadar tersebut dibibir, tetapi tidak tersentuh dari
hati kita selama ini..
Marilah kita mula menghayati ketika kita duduk di antara dua sujud semasa
solat..
Dengan rendah hati nyatakanlah permohonan ampun kepada Allah
Rabbighfirli (Tuhanku, ampuni aku)
Diamlah sejenak,
buka dada dan diri kita untuk menerima ampunan dari Allah seperti membuka diri
ketika merasakan hembusan angin sepoi-sepoi atau menerima curahan air hujan
ketika kita masih kecil
Tetaplah membuka diri kita untuk menerima ampunan Allah
Ulangi permintaan itu beberapa kali hingga kita merasakan ketenangan Kemudian
sampaikanlah permintaan kedua,
Warhamni (sayangi aku)
Diam dan tundukkanlah diri kita untuk menerima kasih-sayang Allah yang tak
terhitung besarnya
Bukalah dada kita seluas-luasnya agar semakin banyak kasih-sayang Allah yang
kita terima
Ulanglah beberapa kali hingga kita merasa cukup Berturut-turut sampaikanlah
permintaan2 berikut dengan cara sebagaimana tersebut di atas, satu persatu..
Wajburnii (tutuplah aib-aibku)
Warfa'nii (angkatlah darjatku)
Warzuqnii (berilah aku rezeki)
Wahdinii (berilah aku petunjuk)
Wa'Aafinii (sihatkan aku)
Wa'fuannii (maafkan aku)
Setelah selesai, diamlah sejenaklalu sampaikan rasa syukur kita
Betapa besarnya nilai sebuah doa ini..sebuah doa yang kita hanya lewatkan
begitu saja..
Dalam tidak kita sedar selama ini kita seperti sedang berpura-pura memohon
sesuatu
tetapi hati antara tidak dan mau, pantaslah Allah perlakukan kita begitu.